"JADDIDUU IIMANAKUM BIKATSROTI QOULI LAA ILAAHA ILLALLAAH"


DEALS WIDGETS NOW

BEST PRODUCT

Rabu, 25 Februari 2009

“BELAJAR DARI KAKEK TUA”

Awan mendung menyelimuti daerah tempat gw mencari nafkah, ya….bekasi akhir-akhir ini sering banget di guyur hujan lagi musimnya kali, ga hanya duren yang musiman hujan juga musiman ya???hehehehe. Pagi ini gw merasa malas banget untuk bekerja, semalam begadang lihat Liga Champions Inter vs MU dua tim favorit gw, gw antusis banget menyambut laga ini.

Sebelum tidur gw menyempatkan diri untuk baca novel sejarah yang berjudul “ Candi Murca : Ken Arok Hantu Padang Karautan “ karya Langit Kresna Hariadi ( LKH ), gw suka sama LKH gara-gara baca Gajah Mada awalnya Cuma iseng aja pinjem dari teman kantor tapi lama-kelamaan nyandu juga tuh sama tuh buku kayak rokok aja…hehehehe. Udah sekitar satu jam gw baca novel mata belum ngantuk juga, sial udah jam 00.30 WIB mata gw belum terpejam juga padahal jam 02.00 WIB gw udah niat dalam hati “ nawaitu nonton bola liga champions jangan lupaa…ammmiiin”. Dengan sangat terpaksa gw paksain mata ini buat merem tapi gak bisa..!!!!!
Ada apa dengan cinta ??? perasaan gw tadi ga minum kopi atau minum obat kuat melek lainnya tapi mata ini kok susah banget buat merem….

Tiba-tiba gw pikiran gw teringat sama sosok seorang kakek tua yang memang sudah tua mau bilang apa lagi memang tua ..rese lo!!. Yup, seorang kakek tua sebut saja namanya bunga ( lho ?? kayak buser aja pake nama samaran tapi ga apa-apa lah apa arti sebuah nana kata willliam suryana…hehehehe). Gw bertemu dengan kakek ini waktu gw pulang ke istana gw di ciamis manjing dinamis menawan asri nyaman indah sehat ciamis manis euy… waktu itu gw lagi nyari pohon duren di kampong gw memeng jarang sekali ditemukan pohon duren, dengan semangat bak peneliti ilmiah gw berusaha nyari tuh yang namanya pohon duren akhiirrrnya setelah sekian jam mencari pohon duren gw BELUM menemukan yang namanya pohon duren……heheheheh cucian deh gw numpuk

Ketika lagi asik-asiknya berkeliling dunia ciamis gw melihat suatu pemandangan aneh yang bikin hati gw miris. Bukan bebek yang bisa bikin sambel terasi, bukan ikan yang berubah jadi kodok atau kucing yang memperkosa kuda..bukan sodara-sodara…bukan kawan..bukannn…pokoknya bukaaannnnnnnn!!!!!!. Mata gw melihat sosok laki-laki tua yang sudah keriput mirip mang kosim di kantor gw..( heheheh…maaf bos kosim namanya di catut ane ntar kasih royalty deh), dengan senyumnya yang ramah dia mulai membuka celana ehh maaf membuka percakapan “ nuju naon jang, hujan-hujan nyusur gawir(lagi ngapain mas hujan-hujan menyusuri sungai??) ??” , kakek tua menyapa gw dengan ramah, dengan spontan huuuuhhuuuyyy gw jawab “ iya ki saya lagi iseng aja neh sudah lama saya gak jalan-jalan kayak gini maklum lah di kota mah sudah jarang ada pemandangan kayak gini “, ujar gw dengan logat mirip kabayan

Byuuurrrrr………kakek tua itu terjatuh ke sungai, basah kuyup seluruh tubuhnya dengan reflex gw Bantu kakek tua itu ke darat. Rupanya kakek tua itu terpeleset ketika hendak naik ke darat.

“ Ki, lagi ngapain hujan-hujan gini ada di sungai ???”, tanya gw pelan
“ iya jang, kakek lagi ngobeng ( ngobeng adalah nangkap ikan dengan tangan kosong dan dompet kosong), biasa lah buat menyambung hidup “, kakek tua itu menjelaskan perihal aktifitasnya di dalam sungai
“ ngobeng ??? hujan-hujan kayak gini ??? gak takut banjir ???”, cerocos gw kayak peluru Rambo mencecar si kakek tua
“ iya, kalo ga ngobeng keluarga di rumah mau makan apa ?” ujar si kakek polos, dalam hati gw bergumam yah makan nasi dong masa makan golok

Kakek tua itu menceritakan detil hidupnya kepada gw yg bego kayak kucing dalam karung…. Kakek udah tua jang, udah hampir 70 tahun ( ya iyalah udah tua kalo 17 tahun disebut remaja..gimana seh kakek ini.). Kakek mempunyai 2 orang anak dan 1 orang istri, kerja kakek ga jelas jang nunggu order aja kayak rekanan…hehehehehehe, seperti yang ujang lihat barusan kalo gak ada order buat menyambung hidup yah dengan ngobeng kayak gini, yang penting dapur ngebul asal bukan kebakaran.

Dengan pandangan menerawang kakek tua itu seolah ingin menumpahkan segala keluh kesahnya dan beban yang menghimpit dadanya. Sambil menghisap rokok Dji Sam Soe Premium ( bussssyyyettt,,….katanya miskin, rokoknya samsu) beliau melanjutkan ceritanya. Kerjaan rutin yang kakek kerjakan adalah jualan temapt sampah dari anyaman bamboo, tiap hari kalo ada kayu yang agak bagus kakek potong untuk dijadikan tempat sampah, dari kayu yang panjangnya 5 meter bisa jadi 3 keranjang sampah, harga 1 keranjang sampahnya 10.000 perak, waktu untuk membuat keranjang sampah biasanya 3 hari, tapi kalo lagi semangat 1 hari juga selesai setengah keranjang..( yah..aki-aki ya iya lah 1 hari setengahnya keranjang berarti semangat ga semnagat buat keranjan sampah yah perlu waktu 3 hari…cabe dehhhhhhhh pedes).

Kadang kalo lagi sepi order kakek suka di suruh untuk nyabutin rumput tetangga ( inget kek, rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri..hihihi ) upahnya paling sekitar 10 ributapi capenya itu jang, dengan usia kakek yang 70 tahun tenaga sudah muali lemas ga sekuat waktu usia 20 tahun.

Untuk ngambil bambu yang bagus kakek tua itu harus mendaki bukit yang gw aja naik udah ngos-ngosan. Bayangin tanpa mengenal lelah dan cuaca kakek tua itu tetap istiqomah untuk naik turun bukit setiap hari. Oke guys, kalo dia seumuran gw seh gak masalah tapi ini 70 tahun!!!!!!!!

“maaf kek kalo anak-anak kakek pada ke mana ??” gw mencoba untuk mengorek lebih lanjut kayak Insert Investigasi
“ anak kakek yang pertama transmigrasi ke sumatera, sudah hampir 15 tahun dia gak ada kabar berita, tapi kakek Cuma bisa berdoa semoga dia dalam keadaan sehat dan tidak lupa sholat”, jawab kakek tua itu lirih. Tak terasa cairan kristal yang ada di pelupuk mata kakek tua itu jatuh juga dari tempatnya basah pipi kakek tua itu mengenang anaknya yang sampai saat ini gak tau kabar beritanya. Kerinduan yang memuncaklah yang menyebabkan bulir air mata jatuh dari pelupuknya

Gw terdiam cukup lama, sambil memperhatikan raut muka kakek tua itu gw coba untuk bertanya lagi.
“ maaf kek, kalo anak yang kedua sekarang dimana ??”
Dengan muka yang serius kakek tua itu menatap tajam mata gw. Gw deg-degan apakah kakek tua itu tersinggung dengan pertanyaan gw atau jangan-jangan kakek tua itu naksir gw (hhiiiii…amit-amit jabang bayi)
“ bagi rokok dong “, ujar kakek tua itu singkat
“ asem jang bibir kakek, masa ngobrol gak sambil ngerokok kayak ee tanpa cebok dong ?? huahahhahahahahah”, kakek tua itu tertawa terkekehkekeh terlihat giginya yang menguning kayak padi dan beberapa gigi yang tinggal menunggu waktu buat copot
“ ahhh, kakek ini saya udah kaget, kirain tersinggung……maaf kek saya ga ngerokok biasa di rokok…hehehehehhee” jawab gw sekenanya
“ hehehehe..ujang ini seneng humor yah ??? pantesan mukanya mirip copet (maksud neh kakek copet apa cepot seh ?? yang ini lupa gw belum konfirmasi)”
“ anak kakek yang kedua ada di rumah, dia sejak lahir sudah tidak bisa berjalan “ dengan getir kakek tua menjelaskan
“ Walaupun dengan keadaan yang serba kekurangan tidak membuatnya minder atau malu dalam bergaul, dia anak yang baik dan rajin dalam ibadah. Keluarga kakek merupakan keluarga yang sangat miskin, sejak jaman nenek sampai orang tua kakek semuanya miskin. Pendidikan kakek hanyalah sampai Sekolah Rakyat itu pun tidak tamat, yang penting kakek bisa baca dan nulis. Kakek juga punya keinginan untuk bisa sekolah tinggi kayak ujang tapi apa daya garis hidup kakek seperti ini. Bisa makan aja kakek sudah bersyukur biarlah orang lain yang pinter, orang lain yang kaya, orang lain yang berpangkat cukuplah kakek seperti ini kalo ga ada kakek ga ada yang disebut orang kaya ?? bener gak ujang ??”, kakek tua itu terkekeh memberikan penjelasan seperti mentertawakan diri sendiri. Hati gw terasa perih mendengar penjelasan kakek tua tadi, tak disangka dari mulut seorang kakek tua yang miskin itu keluar ucapan filosofis hidup yang sangat dalam yang jujur apa adanya.

“ kakek itu kadang heran kenapa yah ada orang yang secara pendidikan tinggi, secara ekonomi mapan tapi miskin budi pekerti, miskin akan makna hidup, mereka merasa bangga dengan apa yang telah mereka capai tapi tidak tahu dari mana dan akan kemana mereka setelah itu. Banyak orang kaya yang mencari kekayaan dari jalan yang tidak di ridhoi allah, banyak orang berpendidikan tapi menggunakan pendidikannya untuk menipu orang bodoh seperti kakek. Kakek juga tidak tahu kalo kakek jadi orang kaya apakah akan seperti itu, ataukah kakek ngomong ini hanya rasa ketidakpuasan kakek akan kehidupan yang sekarang?? TIDAK…kakek bersyukur atas apa yang telah allah karuniakan pada hidup kakek, sudah dikasih nafas aja kakek sudah bersyukur, coba bayangkan kalo nafas aja harus bayar berapa miliar duit yang harus kakek bayar ??? itulah ke agungan dan kemurahan allah. Allah memberikan rezeki dan nikmat bukan hanya untuk hambanya tapi untuk seluruh makhluknya tanpa pandang bulu”, kakek tua itu menambahkan

Gw yang dari tadi menganggap rendah si kakek berubah menjadi kagum akan kemuliaan hati si kakek. Beliau begitu menikmati hari-harinya dengan pemaknaan hidup yang dalam, badan boleh keriput harta boleh miskin tapi tidak untuk keimanan.

“ujang, jalani hidup ini dengan ikhlas dan penuh kesadaran bahwa sesungguhnya kita ini hanyalah wayang yang sudah diskenariokan allah. Janganlah sekali-kali ujang marah apabila allah ngasih ujian dan jangan pula lupa diri jika ujang dapat kenikmatan, karena susah senang, syukur taubat merupakan dua sisi mata uang yang telah ditakdirkan allah untuk umatnya, jadi jananlah dipisah-pisahkan. Sayangilah kedua orang tua ujang baik dikala hidupnya maupun sesudah matinya jasa mereka sangat lah besar tidak ada kamu kalo tidak ada orang tua. Pada orang-orang yang derajatnya di bawah kamu baik dunia atau akhirat jangan lah merendahkannya atau menghinakannya. Jika menghadapi fakir miskin janganlah sekali-kali menghardiknya, nasehatilah mereka dengan lemah lembut jika dia berbuat salah karena tidak ada seorang pun di dunia ini yang minta dilahirkan dalam keadaan miskin hina dina semua itu karena taqdir allah, coba bayangkan bila kita dalam posisi mereka.”

“ berbuatlah sesuatu yang sejalan dengan keridhoan allah karena besar kecilnya amal perbuatan yang kita lakukan allah pasti membalasnya walaupun sebesar atom sekalipun. Yang menyebabkan penderitaan diri di adala karena amal perbuatan kita sendiri, hidup adalah ujian jadi nikmati saja hidup kita, bila kita ditakdirkan jadi pemeran yang miskin jadilah orang miskin yang diridhoi allah jika kita ditakdirkan jadi orang kaya, jadilah orang kaya yang sholeh yang berjalan di muka bumi dengan syariat allah”, kakek tu itu bercerita layaknya mubaligh dihadapan jamaahnya.

Kata-kata sang kakek tua itu benar-benar menusuk jatungku, berdebar jatungku karena hypertensi, gw merenungkan kembali kata-kata kakek tua itu walaupun keluar dari seorang yang berkekurangan tapi mempunyai makna yang dalam. Jangan menilai dari siapa yang mengucapkan tanpi nilailah dari apa yang diucapkan begitulah apa yang dikatakan para pujangga.

“sudah sore jang, kakek pulang dulu yah takutnya nenek khawatir”, ujar kakek tua sambil berdiri dan membereskan keramba ikan hasil ngobeng
“ oohhh…iya kakek…terima kasih udah nemenin ngobrol”, jawab gw sambil membersihkan pantat gw yg kotor
“iya, sama-sama, lain kali kalo ada waktu kita ngobrol lagi”, kata kakek tua sambil bersiap-siap pergi ke rumahnya
“ hati-hati kek, jalanan licin terus didepan sana banyak genderewo???hehehhehe”, gw mengingatkan kakek tua itu akan bahaya yang mungkin ditemui

Dengan gontai kakek tua itu pergi meninggalkan tempat kami ngobrol, semakin jauh kakek tua itu berjalan semakin jauh juga pikiran gw menerawang memikirkan perkataan kakek tua tadi.

Satu hal yang bikin gw penasaran sampai sekarang adalah siapakah nama kakek tersebut ??? itulah kebodohan gw kenapa gw td gak nanya nama dia.

Tidak ada komentar: